Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengalaman naik Kereta Api Gaya Baru Malam rute Purwosari – Jatinegara

Kronologibayu- Pada kesempatan ini saya akan bercerita mengenai pengalaman saya naik transportasi darat yaitu Kereta Api. Naik kereta api kali ini berkaitan adanya suatu urusan di Jakarta yang harus saya hadiri. Urusan tersebut melibatkan saya dan seorang teman. Kami berdua harus menghadiri urusan pada kamis, 25 Februari 2016.

Kami memilih kereta api Gaya Baru Malam dengan jam keberangkatan jam 16.07 dan jam tiba 01.37 di Stasiun Jatinegara. Kami membeli tiket langsung di tempat (on the spot) di stasiun purwosari pada hari Rabu, 24 Februari 2016 sekitar jam 3 sore.

Keputusan membeli tiket satu jam sebelum keberangkatan tersebut kami lakukan lantaran kami telah bertanya terlebih dahulu kepada Customer Service di hari sebelumnya (selasa, 22 Februari 2016). CS Stasiun Purwosari mengatakan bahwa tiket Kereta Api Gaya Baru Malam dari Purwosari ke Jatinegara untuk keberangkatan Rabu jam 16.07 masih tersedia 300 tiket. Dengan jumlah tiket yang tersedia tersebut, maka masih aman jika sekiranya kami membeli tiket secara mendadak satu jam sebelum keberangkatan.

Harga tiket Kereta Api Gaya Baru Malam dengan keberangkatan dari Stasiun Purwosari pukul 16.07 wib tujuan Stasiun Jatinegara Pukul 01.37 wib adalah Rp. 110.000. selengkapnya dapat anda lihat pada Foto dibawah ini.

Pengalaman naik Kereta Api Gaya Baru Malam rute Purwosari – Jatinegara - Pasar Senen. Cerita naik kereta api. Harga tiket gaya baru malam rute solo - jakarta. Gaya Baru Malam kelas ekonomi.Kereta Ekonomi sekarang sudah berbenah sejak kepala kereta Api dijabat oleh Bp. Ignatius Jonan

sekilas info: Bagi anda yang ingin mengetahui harga terkini tiket kereta, reservasi tiket atau sekedar mencari info seputar kereta api, anda dapat mengecek secara online & realtime di Tiket.com

Lanjut ke cerita >> 

Saya dan teman saya duduk di gerbong 6 kursi 7b dan 7c. Kursi tersebut berkapasitas 6 orang. Kereta yang saya tumpangi merupakan kereta api kelas ekonomi yang telah dilengkapi AC. Tentunya udara di dalam kereta sangat sejuk, saking banyaknya AC bukan sejuk lagi yang saya dapat, melainkan dingin seperti freezer seakan menusuk tulang.

Bahkan uap dingin dari AC terlihat jelas oleh saya. Berkaitan dengan dinginnya AC ini, saya sarankan kepada anda para pembaca yang hendak naik kereta api untuk mengenakan jaket atau penghangat badan lain, misal selimut, kaos kaki dll.

Kereta Ekonomi sekarang sudah berbenah sejak kepala kereta Api dijabat oleh Bp. Ignatius Jonan (kini menteri perhubungan). Ketertiban dan keamanan kereta dijaga oleh Polsuska. Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api) adalah petugas yang akan menindak para penumpang yang melanggar aturan atau tidak tertib selama berada di dalam kereta api.

Misal: Jika ada orang yang nekat merokok di dalam kereta maka orang tersebut akan diturunkan di stasiun berikutnya. Dan pelanggaran-pelanggaran lain juga akan ditindak tentunya. Selain Polsuska juga ada petugas cleaning service yang secara berkala mengecek kotoran berupa sampah ditiap bangku penumpang dan mengecek kebersihan lainnya.

Kesan semrawut seperti tahun-tahun sebelumnya sudah tidak ada lagi. Jika dulu di kelas Ekonomi ada pedagang masuk, kini tidak lagi. Jika anda lapar selama di dalam kereta, anda dapat membeli makanan dan minuman yang ditawarkan oleh petugas resmi kereta.

Next >>

Selama perjalanan dari solo hingga jakarta saya dan teman duduk bersama dua orang lain. Dua orang tersebut adalah seorang bapak-bapak dan satu mbak-mbak. Mereka berdua telah duduk sebelum kami. Tak berselang lama perbincangan hangat pun tak terelakan diantara kami. Dari perbincangan tersebut terkuak lah identitas 2 orang tadi. Bapak tersebut adalah orang bekasi yang telah pulang dari surabaya, sedangkan mbak tadi adalah orang jakarta yang habis dari rumah kerabatnya di Jombang. (terkuak?, kaya misteri aja )

Selama perjalanan si Bapak ini yang paling komunikatif. Banyak cerita yang tertutur dari beliau. Dari ikut membangun Hotel Seraton milik Tomi Soeharto di tahun 1996 ( Sekarang Hotel Lor In Solo) hingga beli tanah di daerah bekasi dan cerita ngalor-ngidul lain tertutur dari bapak tersebut.

Perjalanan yang kami tempuh selama berjam-jam ini telah membuat kami berempat menjadi akrab. Saking akrabnya kami berempat ini sudah seperti layaknya satu keluarga. Bapak yang dari bekasi itu sudah layaknya seperti bapak saya sendiri, teman saya sudah seperti kakak saya sendiri, sedangkan mbaknya tadi sudah saya anggap seperti istri saya sendiri. Nggak ding Cuma bercanda,. Hehehe.

Bapak yang dari bekasi ini adalah orang yang paling interaktif dan seru untuk diajak ngobrol, namun beliau ini cenderung Kepo . Dia adalah perokok berat. Setiap kereta berhenti, pasti dia keluar sebentar untuk merokok. Keadaan semacam itu sangat menggangu saya dan teman saya, karena kami harus menggeser posisi duduk untuk memberi jalan keluar.

Hal tersebut terjadi berulang-ulang. Belum lagi bapak ini kepo, dia kerap nanya kepada kami berdua, “Kalian ke Jakarta Pasti ada Kerja Ya ?”, saya dan teman menjawab, “Cuma main ke tempat temen Pak”, Bapak itu nampaknya nggak puas dengan jawaban kami, sehingga dia sering mengulang pertanyaan tersebut disaat terjadi obrolan dengan kami.

Temen saya pun bilang “ titenono ngko mesti lak takon maneh”. Wal hasil, apa yang diomongkan temen saya benar. Ketika Saya terbangun sekitar jam 11-an malam dan bapak itu kembali duduk disamping saya (dia habis merokok dari luar), lalu dia bertanya kepada saya, “Kamu ke Jakarta pasti ada kerja kan?”. Saya jawab “Ke rumah teman pak”. Dia pun tidak percaya lagi. Saya kemudian menggoda bapak itu “ Bapak, curigaan sih”.

Setelah itu saya sudah tidak menghiraukan omongan bapak itu lagi, bukannya saya kesal, melainkan mata ini sudah tak sanggup lagi diajak ngobrol alias ngantuk berat. Bayangkan saja, jam 11 malam dengan kondisi ngantuk berat diajak ngobrol dan obrolannya itu lagi. Ada-ada saja bapak itu. . hehe

Dalam kesempatan kali ini, akhirnya kami berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sampai di stasiun terakhir yaitu stasiun Pasar Senen. Pertimbangan ini kami ambil setelah tahu ternyata lokasi yang kami tuju lebih dekat dengan stasiun Pasar Senen. Kami sampai di stasiun Pasar Senen sekitar jam 02.30 wib disambut dengan hujan yang cukup deras pada saat itu.

Demikian Pengalaman naik kereta Gaya Baru Malam Rute Purwosari – Jatinegara – Pasar Senen. Harapan saya semoga negara kita bisa memiliki kereta baru yang lebih nyaman, canggih dan modern seperti milik negara-negara maju. Maju terus Perkereta Apian Indonesia !!.

Post a Comment for "Pengalaman naik Kereta Api Gaya Baru Malam rute Purwosari – Jatinegara"