Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Interaksi Komunal Pemuda Desa

Pakar komunikasi, Sosiolog dan pengamat sosial lain  mengatakan bahwa pola hidup di desa itu bersifat komunal. Komunal disini diartikan sebagai kebersamaan di desa itu masih terjalin kuat. Saya sependapat dengan pernyataan tersebut.

Mengenai kebersamaan yang terjalin kuat, saya merasakan sendiri akan hal itu. Kebersamaan yang disebutkan tadi tergambar jelas di desa  saya. Gotong-royong/ sambatan/ kerja bakti, rembugan desa dan sinoman pemuda adalah beberapa wujud kebersamaan yang terjalin di desa.

Interaksi antar warga yang satu dengan warga yang lain terjalin dengan baik. Hubungan pertemanan yang erat antar pemuda di desa merupakan salah satu bentuk interaksi komunal yang terjadi. Mereka saling mengisi dan melengkapi sebagai satu identitas kebersamaan.

Canda tawa menghiasi ketika mereka berkumpul selepas pulang kerja.   Buk , Cakruk , pos kamling, Angkringan/HIK dan di rumah salah satu teman adalah beberapa tempat favorit mereka untuk berkumpul. Di tempat yang dirasa gayeng inilah transaksi obrolan demi obrolan hangat terjadi. Dari obrolan ringan hingga obrolan berat , Politik misalnya, adalah tema-tema yang menjadi bahan obrolan hangat tersebut. Bahkan obrolan ngegosip pun sering tak terelakan juga menjadi salah satu tema penyedap dalam sebuah obrolan.

Ketika ada salah satu teman yang jarang nongol atau berkumpul biasanya akan diperbincangkan kemana si A? Kenapa dia tidak datang? ada apa dengan dia? dsb. Bahkan sering muncul kata-kata candaan yang sedikit ekstrim Cah iki ra tau ngetok i opo satusan dinane to? (anak ini jarang muncul, apa seratus harinya sih?)…teman yang jarang muncul dianalogikan dengan orang yang sudah meninggal,.hehehe.

Perbincangan dan Candaan yang terjadi adalah wujud kepedulian antara teman satu dengan teman yang lain. Tidak ada motivasi sindiran negative atau maksud menjatuhkan. Bahkan Orang yang diperbincangkan tadi justru tersenyum bahkan tertawa lepas ketika tau bahwa dia dikatakan  dengan candaan yang sedikit ekstrim tersebut.

Pertemuan rapat rutin Karang Taruna adalah salah satu acara para pemuda desa untuk berkumpul. Dalam acara tersebut biasanya berjalan gayeng,. Kegayengan atau kemeriahan terjadi karena pertemuan Karang Taruna adalah media kebersamaan saling  berbagi yang mampu melepas penat setelah kerja seharian.

Faktor lain yang tidak dapat diabaikan yang menyebabkan gayeng nya pertemuan yaitu tersajinya penganan yang melimpah dalam acara tersebut, ada kacang tanah dengan berbagai jenis pengolahannya, (misal: digoreng, rebus, sangrai, kacang atom). Agar-agar, roti dengan segala jenisnya, gorengan (misal: tempe, tahu, pisang, bakwan), Nagasari, Mutiara yang dibungkus, camilan kecil dengan berbagai jenisnya dan tak lupa Teh hangat sebagai minuman wajib. Dari penganan yang saya sebutkan tadi adalah beberapa contoh penganan yang sering tampil di acara pertemuan Karang Taruna.

Biasanya kemeriahan akan berlanjut dengan menyaksikan pertandingan bola, maklum sabtu malam adalah hari yang menjadi kesepakatan bersama melakukan pertemuan Karang Taruna sebulan sekali. Laga yang ditonton biasanya EPL (English premier league). Selain mengadakan musyawarah, berkumpul dengan teman, menonton bola adalah salah satu aktivitas penghilang penat yang mujarab.

Selain acara pertemuan rutin Karang Taruna, acara lain yang juga memupuk kebersamaan pemuda desa adalah Nyinom. Nyinom adalah kegiatan pramusaji yang dilakukan pemuda-pemudi untuk menyuguh tamu yang hadir, biasanya kegiatan ini dilakukan dalam acara pesta pernikahan.

Tidak ada catatan pasti mengenai kapan tradisi ini muncul, yang jelas kegiatan Nyinom ini telah mengakar kuat sampai sekarang di desa saya. Dalam kegiatan Nyinom ini anak laki-laki bertugas membawa nampan yang berisi makanan sedangkan anak perempuan memposisikan diri mereka berdiri disamping tempat duduk tamu yang sudah disiapkan. Kemudian anak perempuan yang telah berjajar ditengah para tamu tersebut bersiap menyambut kedatangan anak laki yang membawa makanan.

Tugas anak perempuan selanjutnya adalah menurunkan makanan dan membagikannya kepada para tamu. Sirkulasi pembagian makanan ini telah diatur oleh beberapa operator yang telah ditunjuk sebelumnya, dimana salah satunya adalah Ketua Karang Taruna. Selain mengatur sirkulasi, tugas lain operator ini adalah mengamati dan memastikan tempat mana saja yang sudah diberi makanan atau belum. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, misal: penumpukan makanan atau terjadi kelaparan masal akibat terlantarnya para tamu.

Kebersamaan dan keceriaan tergambar jelas ketika acara Nyinom berlangsung. Rasa lelah nampaknya tak mampu menghinggapi tubuh pe-Nyinom. Para sinoman (orang yang Nyinom) akan bahu-membahu melaksanakan tugas suci ini,sehingga tugas berat akan menjadi ringan.

Kegiatan lain yang menggambarkan interaksi komunal di desa yaitu Munjung,. Munjung adalah kegiatan memberikan paket makanan yang telah disajikan dalam suatu wadah (Besek ,Cething Plastik dsb ), pemberian ini ditujukan kepada orang yang telah dipilih oleh si empunya hajat. Pemilihan ini biasanya didasarkan pada hubungan persaudaraan/kekerabatan/ikatan darah, teman akrab, warga satu dusun atau orang yang dihormati. 

Selain memberi paket makanan, Munjung juga bertujuan untuk memberikan kabar kepada orang yang di Punjung bahwa si Bapak “A” akan mempuyai hajat menikahkan anaknya pada tanggal sekian. Selain itu Munjung juga dimaksukan untuk meminta doa restu serta kedatangan dari penerima punjungan pada acara yang akan digelar. 

Kegiatan selanjutnya yang ada di desa saya yaitu Rubuk’an. Rubuk’an adalah acara berkumpulnya warga desa baik tua maupun muda dalam acara persiapan, sebelum atau sesudah hari (H) suatu hajatan.

Rubuk’an biasa digelar dalam acara Sepasaran Bayi, Midodareni, Jum’atan (malam koordinasi pembagian tugas untuk menggelar suatu hajatan nikah), Khitanan, Pitung ndinan (ceremony malam tujuh harian orang meninggal), Mitoni, selametan untuk membangun rumah, dsb. Waktu pakem pelaksanaan Rubuk’an biasanya pada malam hari.

Masih banyak bentuk interaksi komunal pemuda di desa saya, misal
-    Rewang di tempat orang punya hajatan
-    Merias kampung dalam rangka 17 agustus
-    Mendekorasi, di rumah orang yang punya hajat nikahan
-    Tilik uwong loro (Menjenguk orang yang sakit)
-    Dll