Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jeritan Kaget Tiga Gadis di sebuah Tenda

Kronologibayu- Cerita yang pernah mengisi masa remaja saya. Ketidaksukaan saya dengan Jurit Malam, harus saya bayar mahal dengan hadirnya tiga cewek yang meneriaki saya dengan jerit kekagetan. Bagaimana kisah selengkapnya, Langsung saja kita ke TKP>>

Pada saat itu Sabtu, 30 Juli 2005. Sekolahan kami mengadakan kegiatan Persami. Kegiatan Persami kali ini adalah kegiatan yang wajib diikuti oleh semua murid baru. Saya pada saat itu berstatus murid baru, maka kegiatan ini adalah kewajiban yang harus saya penuhi.

Semua syarat dan ketentuan serta bekal telah saya persiapkan untuk mengikuti hajatan wajib bagi siswa baru ini. Dari tali-temali hingga peralatan mandi ada di dalam tas saya.

Persiapan yang saya penuhi bukan hanya persiapan secara materi/bendawi saja namun persiapan secara rohani juga saya penuhi. Doa selalu saya panjatkan agar Tuhan meridhoi aktivitas kali ini.

Kegiatan Persami akan diselenggarakan di Lapangan Desa Berjo, di lereng gunung Lawu. Peserta berangkat dari sekolahan menggunakan truk untuk menuju tempat perkemahan. Maklum hanya truk yang dianggap mampu mencapai lokasi yang dituju.

Dengan pakaian Pramuka lengkap bersama tongkat serta topi yang melingkar di kepala, saya berpamitan kepada Bapak, Ibu dan adik yang ada di rumah.

Suasana pamitan saat itu mirip dengan suasana seperti Perwira TNI berpamitan dengan anak dan istrinya yang akan menuju medan pertempuran. Bagaimana tidak mirip, lha wong penampilan saya bagaikan prajurit yang siap tempur kala itu .

Acara pamitan kepada keluarga telah usai. Kemudian saya bergabung dengan teman lain yang berada di sekolah untuk berangkat bersama.

Sekitar 45 menit menempuh perjalanan panjang, akhirnya semua peserta tiba di lokasi Persami. Kegiatan demi kegiatan langsung di mulai saat itu juga. Dari Apel ,pendirian tenda hingga kegiatan out bond tetek mbengek dilakukan pada siang itu.

Matahari yang menemani kegiatan siang itu akkhirnya mulai terbenam di ufuk barat, saat itu juga tibalah pada malam hari. Di malam hari pada saat persami waktu itu akan diselenggarakan kegiatan jelajah malam atau yang akrab disapa dengan kegiatan “JURIT MALAM”.

Jurit Malam adalah kegiatan yang menyenangkan bagi para pendukungnya. Namun hal itu tidak berlaku bagi saya. Entah kenapa pada saat itu saya tidak suka dengan kegiatan ini. 

Lanjut>>
Waktu menunjukkan pukul 12 malam, semua peserta dibangunkan oleh Kakak Pembina, tenda kami juga tidak luput dari aksi para pembina ini. Semua dibangunkan untuk ikut Jurit Malam.

Bangun Dik..!! Bangun Dik.!!..Ayo Bangun!! Saatnya Jurit Malam
itulah kata yang sayup-sayup terdengar merdu memekakkan telinga para peserta .

Satu demi satu teman yang satu tenda dengan saya mulai keluar bergabung dengan peserta lain. Hanya tinggal dua orang di dalam tenda, yaitu Wiku Cabi dan saya sendiri.

Wiku Cabi tidak ikut Jurit Malam mungkin dia kelelahan, maklum dia sedikit gemuk badannya. Kalau alasan saya tidak ikut adalah seperti yang telah saya katakan sebelumnya, yaitu entah kenapa saya tidak suka dengan Jurit Malam.   

Suara dari Kakak Pembina terus menggema di samping tenda Saya.

Bangun Dik!!..Bangun Dik!!!!.. Ayo Bangun..!!

Mungkin Kakak Pembina mengetahui keberadaan kami dari balik celah tenda. Suara teriakan itu terus berkumandang, sungguh mengganggu niat saya yang ingin tidur melepas penat dan lelah. 

Kejadian ini memaksa saya memutar otak untuk bagaimana bisa terbebas dari belenggu ini .., Sebelumnya Saya sempat melihat sebelah kanan saya,.Bujuh bune.. saya Kaget bukan kepalang, Gila ada Pesut yang terdampar di dalam tenda. Ouw..ternyata itu adalah Wiku yang sedang tidur.

Ditengah suara ajakan untuk bangun dari kakak pembina, tercetuslah ide mengeluarkan suara batuk pada saat itu,.   Bangun Dik!! Ayo Bangun !!,. Dari dalam tenda Saya pun membalasnya,. “Uhuk..!!. Uhuk..!! .. Sakit ya Dik? , iya Kak... Kalau Sakit Pindah ke Tenda utama Saja.

[Kala itu ada dua kakak pembina cewek dan cowok di samping tenda. Namun yang berdialog dengan saya adalah kakak yang cewek]

Saya merasa senang ketika usaha melepas penat dapat berlajut. Saya dan Wiku segera bergegas ke tenda utama.

Saya dan Wiku akhirnya sampai juga di tenda utama, namun masalah pun kembali muncul di tempat yang berukuran 9x3 meter ini. Saya kira saya dapat tidur dengan mudah. Tenda utama telah dipenuhi oleh beberapa Pembina beserta barang bawaannya dan beberapa peserta yang tidak mampu mengikuti Jurit Malam. Kurangnya penerangan di tenda utama membuat suasana semakin sumpek.

Hebatnya “Sang Dewi Fortuna” menghampiri Wiku Cabi di tengah kesumpekan itu, dia masih beruntung mendapat tempat untuk merebahkan badan. Sedangkan saya hanya bisa duduk terpaku tidak mendapatkan space for sleep sedikitpun. Saya hanya menerima nasib yang telah menjadi bubur.

Kondisi ngantuk disertai capek akibat kelamaan duduk, membuat saya memberanikan tidur berhimpitan dengan peserta lain yang ada di belakang saya. Tanpa ba,.bi,.bu saya pun merebahkan badan.

ZzzzzZst... Belum genap 5 detik  saya menikmati tidur, tiba-tiba terdengar suara teriakan cewek disekiling saya....

Aaauww.!!!.

OMG, ternyata Saya telah meniduri Cewek. Dan parahnya lagi lebih dari 1 Cewek saya tiduri sekaligus. Kalau tidak salah sekitar 3 orang. Benar-benar malang nasib saya kala itu. Setelah kami terbangun, Saya pun reflek mengatakan,  

“Kwe ngke cewek to?”(Kamu ternyata cewek ya?).

Maklum suasana saat itu gelap jadi saya tidak tahu kalau mereka adalah cewek. Cewek  yang tidak sengaja saya tiduri adalah peserta yang tidak ikut Jurit Malam juga. [Pledoi: Seandainya Saya tahu kalau di sekeliling saya ternyata cewek, pasti saya tidak akan memberanikan diri ikut berdesakan tidur. Trust Me !]
 
Sebagian orang mengatakan itu adalah sebuah rejeki, namun bagi saya itu adalah kesialan, maklum jika meniduri wanita yang bukan muhrim adalah perbuatan asusila. 

Kebayang jika saya masuk penjara dengan dakwaan Perbuatan Cabul. Pasti peristiwa yang saya alami akan menjadi berita dimana-mana.

Media lokal pasti memberitakan

“Seorang pemuda ganteng meniduri 3 cewek di dalam tenda”.

Dengan kemudahan akses informasi bisa saja peristiwa itu terdengar media Asing. BBC misalnya. Beritanya pasti akan berbunyi seperti ini

“three girls were r@ped by A Handsome Boy  in a tent”

Belum lagi jika kabar ini sampai ke meja redaksi Bang Nopi, bisa-bisa dia merubah Jargon andalannya menjadi

“Ingat !!! Kejantanan terjadi bukan hanya karena ada kesempatan, tapi juga karena ada kesempitan,. Was-was lah---was-waslah!!!”.

Untung Saja kejadian tersebut hanyalah sebuah ketidaksengajaan belaka.

Keadaan berangsur menjadi normal kembali, ketiga cewek melanjutkan tidurnya sedangkan saya melanjutkan duduk dan meratapi nasib tidak kebagian tempat untuk tidur.

Kondisi saya semakin capek dan tidak kuat menahan lelah akibat duduk lesehan, akhirnya saya putuskan untuk kembali menuju ke tenda regu saya. -the end-

Itulah sedikit pengalaman dari Saya mengenai Jurit Malam dan tenda utama. Melalui tulisan ini saya sampaikan mohon maaf  kepada Kakak Pembina atas kesalahan yang saya lakukan. Dan kepada para siswi Cewek atas ketidaksengajaan saya.

Apresiasi tinggi saya persembahkan kepada Kakak Pembina yang ganteng dan cantik telah membina Kami dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Terimakasih,. Sukses Selalu untuk Kita Semua. Amin 

~Sekian~